Request
Original Text

        
        
      

      
    
Translation (2)
CERMIN AJAIB

Nama: Silvy Putri Maharani
Kelas: IX.2

Suatu ketika, ada seorang raja dari kerajaan Granada yang memutuskan untuk menikah. Untuk menemukan seorang wanita yang pantas, si tukang cukur istana mengatakan sebuah gagasan kepada sang raja, "Saya punya sebuah cermin ajaib. Jika ada wanita yang tidak baik memandang ke cermin itu, akan banyak noda di permukaan cerminnya."
Segera, kabar tersebut diumumkan kepada semua orang di kerajaan itu. Hampir semua wanita ingin menjadi ratu Granada. Namun, tidak ada wanita yang datang untuk memandang cermin itu. Hari dan minggu berlalu, sang raja tidak ada tanda-tanda mendapatkan seorang ratu.
Kemudian, si tukang cukur mengatakan pada sang raja bahwa ada seorang gembala wanita yang pemberani di lereng gunung. Sang raja pun meminta si tukang cukur tersebut untuk mengundang si gembala wanita ke istana. Aula kerajaan pun juga penuh dengan para nona dan ksatria.
Sang raja meminta si gembala wanita untuk memandang ke cermin. Si gembala wanita itu menjawab bahwa semua orang berbuat kesalahan. Namun dia tidak takut untuk memandang ke cermin itu. Para nona mengelilinginya dan mengetahui bahwa itu bukanlah cermin ajaib. Mereka pun mengeluh dan merasa diperdayai.
Cermin Ajaib

Nama: Silvy Putri Maharani
Kelas: IX.2

Suatu ketika, ada seorang raja  dari kerajaan Granada yang memutuskan untuk menikah. Untuk menemukan wanita yang layak, tukang cukur kerajaan memberi sebuah ide kepada raja. "Saya memiliki sebuah cermin ajaib. Jika wanita yang tidak baik berkaca di cermin tersebut, akan muncul banyak bintik-bintik di permukaan cermin."

Tidak lama kemudian, berita tersebut diumukan ke semua rakyat di kerajaan tersebut. Hampir semua wanita ingin menjadi Ratu Granada. Akan tetapi, tidak seorang pun wanita yang datang untuk berkaca di cermin itu. Hari dan minggu berlalu, dan raja tidak kunjung mendapatkan ratunya.

Kemudian, si tukang cukur memberitahu raja bahwa ada seorang gembala (wanita) pemberani di lereng gunung. Raja memintanya untuk mengundang si gembala ke istananya. Dan juga, aula kerajaan dipenuhi dengan para wanita dan ksatria.

Raja meminta si gembala untuk berkaca di cermin tersebut. Si gembala berkata semua orang berbuat kesalahan. Namun dia tidak takut untuk berkaca di cermin tersebut. Para wanita mengelilinginya dan menyadari bahwa cermin tersebut bukan lah cermin ajaib. Para wanita mengeluh dan merasa diperdaya.
0
العربية Burmese 中文(廣東話) 中文(简体) 中文(繁體) hrvatski jezik Čeština Nederlands English English(British) suomi Français français(canadien) Deutsch ελληνικά עברית हिन्दी, हिंदी magyar Indonesia Italiano 日本語 ខ្មែរ, ខេមរភាសា, ភាសាខ្មែរ 한국어 Bahasa Melayu فارسی Polski Português Português(Brasil) limba română, limba moldovenească Русский slovenčina, slovenský jazyk Español Español(Latinoamérica) Kiswahili Svenska Tagalog ภาษาไทย Türkçe українська мова O'zbek, Ўзбек, أۇزبېك‎ Tiếng Việt